sherly tjoanda laos wanita cantik pintar,
siapa yang tidak mengenal wanita cantik ini adalah gubernur wanita pertama di maluku utara.
mari kita bahas dengan lengkap sherly tjoanda laos lebih mendalam.

Baca juga : Rumah lamin filosofi adat rumah suku kutai
Baca juga : kesenian tradisi suku kutai warisan kerajaan kutai
Baca juga : wisata misteri samarinda legenda jejak gaib
Baca juga : Alam Budaya Sungai Mahakam kota samarinda
Kepemimpinan politik di Indonesia selama ini didominasi oleh kaum laki-laki. Namun, perubahan zaman menghadirkan figur-figur perempuan yang mampu menembus batas tradisi, membawa warna baru dalam tata kelola pemerintahan. Salah satu sosok tersebut adalah Sherly Tjoanda Laos, Gubernur Maluku Utara yang resmi dilantik pada 20 Februari 2025. Ia mencatatkan sejarah sebagai gubernur perempuan pertama di provinsi ini sekaligus tokoh yang datang dari latar belakang unik—seorang pengusaha, aktivis sosial, perempuan Tionghoa, dan Kristen Protestan yang kini dipercaya memimpin wilayah mayoritas Muslim.
Kisah Sherly bukan sekadar perjalanan politik biasa. Ia lahir dari tragedi, tumbuh dalam situasi penuh tantangan, tetapi kemudian bangkit menjadi simbol inklusivitas, keberanian, dan harapan baru bagi Maluku Utara.
Latar Belakang Sherly Tjoanda Laos
Sherly Tjoanda Laos lahir pada 12 Agustus 1982 di Ambon, Maluku. Ia berasal dari keluarga yang cukup mapan dan menanamkan nilai-nilai religius, disiplin, serta kerja keras sejak kecil. Pendidikan formalnya menjadi landasan penting untuk membangun wawasan internasional dan keterampilan manajerial.

http://www.hawaiiycc.com
- Pendidikan Sarjana: Sherly menempuh studi di Petra University, Surabaya, mengambil jurusan International Business Management. Bidang ini membekalinya dengan pemahaman mendalam mengenai ekonomi, kepemimpinan organisasi, dan hubungan bisnis lintas budaya.
- Pendidikan Pascasarjana: Ia melanjutkan studi ke Inholland University, Belanda, meraih gelar magister. Pengalaman internasional ini memperkaya wawasannya dan memperkuat mentalitas global yang kelak membantunya dalam kepemimpinan.
Selain pendidikan formal, Sherly dikenal aktif di organisasi sosial. Ia terjun sebagai Ketua TP-PKK Morotai (2017–2022) ketika suaminya, Benny Laos, menjabat sebagai Bupati Pulau Morotai. Dari situ, ia terbiasa turun langsung ke masyarakat, memahami problem kesehatan, pendidikan, serta kesejahteraan keluarga.
Karier dan Aktivitas Sosial
Sebelum terjun ke politik, Sherly sudah berkiprah di dunia bisnis dan sosial:

- Bela Group – Ia mendirikan dan mengelola perusahaan keluarga yang bergerak di bidang perdagangan serta investasi.
- Bela Peduli Foundation – Yayasan ini bergerak dalam bidang sosial, khususnya membantu pendidikan anak-anak kurang mampu serta program kesehatan masyarakat.
- TP-PKK Morotai – Sebagai ketua, ia memimpin program peningkatan gizi keluarga, pemberdayaan perempuan, serta kampanye kesehatan masyarakat.
Perjalanan ini membentuk dirinya sebagai figur yang tidak hanya paham teori, tetapi juga memiliki pengalaman langsung berinteraksi dengan rakyat.
Tragedi yang Mengubah Arah Hidup
Keterlibatan Sherly di dunia politik bermula dari tragedi. Suaminya, Benny Laos, yang sebelumnya maju sebagai calon gubernur Maluku Utara pada Pilkada 2024, meninggal dunia dalam kecelakaan kapal pada 12 Oktober 2024. Peristiwa ini mengejutkan masyarakat luas, sekaligus menimbulkan kekosongan dalam kontestasi politik.
Koalisi besar yang mendukung Benny Laos (terdiri atas 8 partai politik: NasDem, PKB, Demokrat, PAN, PPP, Gelora, PSI, dan Partai Buruh) kemudian menghadapi dilema: siapa yang akan menggantikan posisi Benny?
Sherly Tjoanda, yang kala itu dikenal luas sebagai figur sosial dan istri dari mendiang Benny, akhirnya diminta oleh koalisi untuk maju sebagai pengganti. Meskipun awalnya berat, Sherly menerima mandat tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dan penghormatan terhadap perjuangan almarhum suaminya.

Pilkada Maluku Utara 2024: Jalan Menuju Kursi Gubernur
Proses Pencalonan
Sherly diduetkan dengan Sarbin Sehe sebagai calon wakil gubernur. Pasangan ini membawa visi pembangunan yang menekankan pendidikan, kesehatan, pertanian, perikanan, dan pariwisata sebagai sektor unggulan.
Dinamika Politik
Pertarungan politik di Maluku Utara cukup ketat. Sherly menghadapi pesaing kuat seperti:
- Husain Alting Sjah (Ketua DPD RI asal Malut, keturunan Sultan Ternate),
- serta beberapa kandidat lain dengan basis politik mapan.
Namun, koalisi besar yang mendukung Sherly serta simpati publik terhadap tragedi yang menimpa keluarganya justru menjadi faktor penentu.

Hasil Pilkada
Dalam Pilkada 27 November 2024, pasangan Sherly Tjoanda – Sarbin Sehe keluar sebagai pemenang dengan perolehan 51,68% suara. Hasil ini mengukuhkan legitimasi mereka sebagai representasi mayoritas rakyat Maluku Utara.
Pelantikan Sebagai Gubernur
Pada 20 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik Sherly Tjoanda Laos sebagai Gubernur Maluku Utara untuk periode 2025–2030. Momen ini mencetak sejarah karena:
- Ia menjadi gubernur perempuan pertama dalam sejarah Maluku Utara.
- Ia adalah perempuan Tionghoa dan Kristen Protestan pertama yang memimpin provinsi dengan mayoritas penduduk Muslim.
Keberhasilannya menembus sekat-sekat identitas menunjukkan semakin terbukanya masyarakat Maluku Utara terhadap kepemimpinan yang berbasis kapasitas, bukan sekadar latar belakang etnis atau agama.
Agenda Pemerintahan
Sejak awal masa jabatan, Sherly menekankan pentingnya 100 hari kerja pertama. Beberapa program prioritasnya antara lain:
- Pendidikan
- Meningkatkan kualitas guru dan fasilitas sekolah.
- Mendorong digitalisasi pendidikan di daerah terpencil.
- Beasiswa bagi anak-anak dari keluarga nelayan dan petani.
- Kesehatan
- Penguatan layanan kesehatan dasar di puskesmas.
- Program gizi bagi ibu hamil dan balita.
- Penanganan malaria dan penyakit endemik yang masih menjadi tantangan di wilayah kepulauan.
- Pertanian & Perikanan
- Modernisasi alat tangkap nelayan.
- Penguatan rantai pasok agar hasil perikanan tidak hanya mentah, tetapi juga diolah menjadi produk bernilai tambah.
- Subsidi pupuk serta dukungan bagi petani lokal.
- Pariwisata
- Mengembangkan potensi wisata bahari (diving, pantai, dan budaya kepulauan).
- Promosi pariwisata berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal.
Tantangan yang Dihadapi

Menjadi gubernur tentu bukan hal mudah, apalagi dengan latar belakang sebagai pendatang baru di dunia politik. Beberapa tantangan besar yang dihadapi Sherly antara lain:
- Ekonomi Daerah – Ketergantungan pada sumber daya alam seperti perikanan dan pertambangan membuat ekonomi Malut rentan fluktuasi. Diversifikasi menjadi kunci.
- Infrastruktur – Maluku Utara terdiri dari pulau-pulau, sehingga pembangunan infrastruktur transportasi laut dan udara menjadi tantangan utama.
- Isu Sosial – Sebagai perempuan dan minoritas, ia tak lepas dari kritik dan keraguan. Namun, keberaniannya justru menjadi modal untuk membuktikan kapasitasnya.
- Politik Lokal – Hubungan dengan partai pengusung dan DPRD perlu dikelola dengan bijak agar tidak terjadi konflik kepentingan.
Simbol Inklusivitas dan Perubahan
Terpilihnya Sherly Tjoanda Laos adalah cermin dari semakin majunya demokrasi di Indonesia. Fakta bahwa seorang perempuan Tionghoa-Kristen bisa memimpin provinsi mayoritas Muslim menunjukkan adanya penerimaan sosial yang tinggi dan kesadaran masyarakat untuk memilih pemimpin berdasarkan kualitas, bukan sekadar identitas.
Sherly pun menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia yang ingin menembus dunia politik.
Ia membuktikan bahwa kepemimpinan tidak mengenal gender, suku, maupun agama.