Pengangguran Banyak Orang Stres Meningkat!

Pengangguran Banyak Orang Stres Meningkat! Pengangguran Banyak Orang Stres Meningkat!

Kalian tau tidak Kondisi pasar kerja global dan nasional dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren persaingan yang semakin ketat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada Februari 2025 mencatat tingkat pengangguran terbuka masih berada di kisaran 5,2%, atau sekitar 7,8 juta orang. Sementara itu, World Economic Forum (WEF) melaporkan bahwa digitalisasi dan otomatisasi telah menggeser banyak jenis pekerjaan, sehingga permintaan terhadap keterampilan tertentu meningkat drastis.
Bagi pencari kerja, situasi ini menimbulkan tekanan psikologis yang signifikan. Tidak jarang, mereka mengalami stres, kecemasan, hingga depresi ringan akibat proses rekrutmen yang panjang dan ketidakpastian hasil. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental menjadi hal yang sama pentingnya dengan mempersiapkan keterampilan teknis.
FAKTOR Utama dalam SULITNYA Mencari Pekerjaan
Persaingan Tinggi
Setiap lowongan bisa menarik ratusan hingga ribuan pelamar, bahkan untuk posisi entry-level. Misalnya, data LinkedIn 2024 menunjukkan rata-rata satu lowongan di Indonesia menerima 200–400 lamaran.
Kualifikasi yang Terus Berubah
Banyak perusahaan kini mensyaratkan keterampilan digital, komunikasi lintas budaya, dan kemampuan berpikir kritis yang belum tentu dimiliki semua pelamar.
Durasi Rekrutmen yang Panjang
Menurut laporan Glassdoor, rata-rata proses rekrutmen di perusahaan menengah-besar memakan waktu 23–35 hari, bahkan lebih lama untuk posisi strategis.
Tekanan Ekonomi dan Sosial
Biaya hidup yang terus meningkat serta ekspektasi dari keluarga atau lingkungan dapat menjadi beban tambahan bagi pencari kerja.

Apa itu Pengangguran? – Environmental Geography Student Association

CARA Mempertahankan Mental dsaat sulit tertekan.
Memahami dan Menerima Realitas Pasar Kerja
Kesadaran bahwa persaingan adalah hal normal membantu menurunkan ekspektasi yang tidak realistis. Alih-alih merasa gagal ketika tidak dipanggil wawancara, lihat setiap pengalaman sebagai proses belajar. Riset dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa penerimaan terhadap situasi sulit dapat mengurangi tingkat stres hingga 25%.
Fokus pada Faktor yang Bisa Dikendalikan
Pelamar kerja tidak bisa mengatur keputusan perekrut, tetapi bisa mengontrol:
Kualitas CV dan portofolio.
Kesiapan wawancara.
Pengetahuan tentang industri yang dituju.
Mengalihkan energi hanya pada hal-hal yang dapat dikendalikan membantu menjaga pikiran tetap fokus dan mengurangi rasa frustrasi.
Mengembangkan Keterampilan Baru Secara Konsisten
Studi McKinsey (2023) menyebutkan bahwa 87% perusahaan di Asia Tenggara mencari karyawan dengan kemampuan adaptasi tinggi dan keinginan belajar. Mengikuti kursus daring, webinar, atau sertifikasi tidak hanya meningkatkan kompetensi, tetapi juga memberi rasa pencapaian yang positif.
Menjaga Rutinitas Harian yang Sehat
Psikolog merekomendasikan pencari kerja memiliki struktur aktivitas harian, misalnya:
Pagi: Olahraga ringan 20–30 menit untuk meningkatkan hormon endorfin.
Siang: Mengirimkan lamaran, memperbarui profil profesional, atau belajar keterampilan baru.
Sore: Networking atau mengikuti acara komunitas industri.
Malam: Relaksasi, membaca, atau menonton hal yang menginspirasi.
Rutinitas yang teratur membantu otak tetap aktif dan mengurangi risiko burnout.
Memperkuat Jaringan Sosial yang Positif
Networking bukan hanya soal mencari informasi pekerjaan, tetapi juga menjaga kesehatan mental. Penelitian Harvard Business Review menunjukkan bahwa interaksi sosial yang sehat dapat menurunkan hormon kortisol (pemicu stres) secara signifikan. Bergabung dengan komunitas pencari kerja atau forum industri memberi dukungan moral yang berharga.
Mengelola Stres dengan Teknik Relaksasi
Beberapa metode yang terbukti efektif antara lain:
Latihan pernapasan diafragma: Mengatur napas dalam 4–7–8 detik untuk menenangkan sistem saraf.
Meditasi mindfulness: Fokus pada momen sekarang untuk mengurangi pikiran berlebihan.
Journaling: Menulis pikiran dan perasaan untuk membantu mengurai masalah.
Menetapkan Target Kecil dan Terukur
Alih-alih menargetkan langsung “mendapatkan pekerjaan dalam 1 bulan”, buat target mingguan seperti mengirim minimal 10 lamaran atau mengikuti 2 pelatihan daring. Target kecil meningkatkan motivasi karena lebih mudah dicapai, sesuai prinsip goal setting theory dari Edwin Locke.
Menghadapi Penolakan dengan Perspektif yang Sehat
Penolakan bukan akhir perjalanan. Data Jobvite (2024) menunjukkan bahwa rata-rata pencari kerja mendapatkan pekerjaan setelah melamar 21 kali. Artinya, kegagalan awal adalah statistik normal, bukan cerminan nilai diri. Gunakan umpan balik dari perekrut untuk memperbaiki penampilan atau strategi lamaran.
contoh motivasi pembelajaran
Seorang lulusan baru bidang komunikasi mengalami 15 kali penolakan dalam 3 bulan. Alih-alih berhenti mencoba, ia mulai mengikuti kursus desain grafis daring, memperbarui LinkedIn, dan aktif di komunitas industri kreatif. Dalam 2 bulan berikutnya, ia mendapat panggilan wawancara dari 4 perusahaan, dan akhirnya diterima di salah satunya. Kasus ini menunjukkan bahwa kombinasi peningkatan keterampilan dan jaringan dapat mempercepat peluang, sekaligus menjaga optimisme.

Jumlah Pengangguran di RI Melonjak 83 Ribu, Jadi 7,28 Juta Orang

http://www.hawaiiycc.com

baca juga :  Fondasi Kehidupan Mental Keluarga dan Pasangan
baca juga :  Manfaat Peregangan Otot Secara Home Stay
baca juga :  Pembelajaran Sejak Dini

Sulitnya mendapatkan pekerjaan di tengah persaingan yang ketat adalah tantangan nyata yang dapat menguras mental. Namun, dengan memahami realitas pasar kerja, fokus pada hal yang bisa dikendalikan, terus mengembangkan keterampilan, menjaga rutinitas sehat, memperkuat jaringan positif, dan mengelola stres dengan teknik yang tepat, kesehatan mental dapat tetap terjaga.
Menjaga mental bukan berarti mengabaikan rasa sedih atau kecewa, tetapi mengelolanya dengan bijak agar tidak menghalangi langkah berikutnya. Ingatlah bahwa proses mencari pekerjaan adalah perjalanan yang membentuk ketangguhan, dan setiap usaha yang dilakukan hari ini adalah investasi untuk masa depan.